Minggu, 10 November 2019

ANTIHISTAMINE

KIMIA MEDISINAL (ANTIHISTAMINE)

DEFINISI
Antihistamine adalah obat-obatan dari berbagai struktur kimia yang bersaing dengan histamin dengan reseptor diberbagai jaringan. setidak- tidaknya ada tiga reseptor histamine. histamin adalah mediator kimia yang dikeuarkan pada fenomena alergi. penderita yang sensitif terhadap histamin atau mudah terkena alergi disebabkan jumlah enzim- enzim yang dapat merusak histamin tubuh, seperti histaminase dan diamino oksidase lebih rendah dari normal. histamin tidak digunakan untuk pengobatan, garam fosfatnya digunakan untuk mengetahui berkurangnya sekresi asam lambung, untuk diagnosis karsinoma lambung dan untuk kontrol positif pada alergi kulit(siswandono,2016).

MEKANISME KERJA HISTAMINE 
Histamine dapat menimbulkan efek bila berinteraksi dengan reseptor histaminergik, yaitu reseptor H1,H2, dan H3. interaksi histamin dengan reseptor H1 menyebabkan kontraksi otot polos usus dan bronki, meningkatkan permeabilitas vaskular dan meningkatkan sekresi mukus, yang dihubungkan dengan peningkatan cGMP dalam sel dan peningkatan cAMP. peningkatan sekresi asam lambung dapat menyebabkan tukak lambung. efek ini diblok oleh antagonis H-2 
Reseptor H3 adalah reseptor histamin yang baru diketemukan pada tahun 1987 oleh Arrang dan kawan- kawan, terletak pada ujung saraf jaringan otak atau jaringan perifer, yang mengontrol sintesis dan pelepasan histamine, mediator alergi lain dan peradangan. efek ini diblok oleh antagonis H-3(siswandono,2016).
 Diagram struktur histamin
ANTIHISTAMINE 
H-1 antihistamine bertindak sebagai inverse agonis bukan antagonis reseptor histamin H1. antihistamine generasi 1 menembus kedalam otak sehingga menyebabkan sedasi, mengantuk, kelelahan dan gangguan konsenrasi dan ingatan karena selektivitas reseptor buruk dan sering berinteraksi dengan reseptor biologik amina lainnya yang menyebabkan efek antimuskarinik, anti- adrenergik, dan antiserotonin, yang menyebabkan kerugian pada konsentrasi pasien. 
antihsitamine generasi 2 lebih aman, kurang menimbulkan sedasi dan lebih berkhasiat. tiga obat yang banyak digunakan untuk meringankan gejala pada urtikaria, deloratadine dan memiliki aksi yang lebih singkat dan mungkin perlu diberikan dua kali sehari.
antihistamine generasi ketiga, yang termasuk dalam antihistamin ini adalah feksofenadine, noratemizole, keduanya merupakan metabolit antihistamin generasi kedua. tujuan pengembangan antihistamine ketiga adalah untuk menyederhanakan farmakokinetik dan metabolismenya, serta menghindari efek sampingnya. antihistamin adalah obat yang dapat menghilangkan kerja histamin dalam tubuh melalui mekanisme penghambatan bersaing pada reseptor H1,H2 dan H3. efek antihistamin bukan suatu reaksi antigen- antibodi karena tidak dapat menetralkan atau mengubah efek histamin yang sudah terjadi. antihistamin pada umumnya tidak dapat mencegah histamin. antihistamin bekerja dengan cara bersaing interaksi histamin dan resepor spesifik. 
antagonis H terutama digunakan untuk pengobatan gejalan alergi.
antagonis H2 digunakan untuk mengurangi sekresi asam lambung pada penderita tukak lambung
antagonis H3 masih dalam penelitian lebih lanjut untuk dijadikan obat-obatan
(siswandono,2016).

KECEPATAN ONSET AKSI 
indikasi dari levocetirizine (antihitamine) stimulasi neuron sensorik diruang ekstra vaskuler di plot terhadap konsentrasi obat dalam plasma. pada anak- anak konsentrasi obat dalam plasma maksimum 30 menit dan butuh 1,5 jam untuk obat berdifusi  ruang ektraseluler untuk menghasilkan efek klinis maksimal. sedangkan pada orang dewasa adalah 4 jam (Diana et al., 2011)

MEKANISME KERJA ANTIHISTAMIN
antihistamine bekerja dengan cara memblokir zat histamin yang diproduksi tubuh. zat histamin, pada dasarnya berfungsi melawan virus atau bakteri yang masuk ke tubuh. ketika histamine melakukan perlawanan, tubuh akan mengalami peradangan. namun pada orang yang mengalami alergi, konerja histamin menjadi kacau karena zat kimia ini tidak lagi bisa membedakan objek yang berbahaya dan tidak berbahaya bagi tubuh, alhasil tubuh akan tetap mengalami peradangan walaupun zat yang masuk tidak membahayakan bagi tubuh (Arvin, 1996).

EFEK SAMPING ANTIHISTAMINE
efek samping dari histamin yaitu mengantuk, mulut kering, disfagia, pusing, sakit kepala, nyeri perut, sulit buang air kecil, penglihatan kabur.

HUBUNGAN SRUKTUR DAN AKTIVITAS
menurut Siswandono (2016), antihistamin memblok reseptor H1 umumnya memiliki struktur sebagai berikut:
 
Ar                                       R

             X-CH2-CH2-N

Ar                                      R



Ar: gugus aril termasuk fenil, fenil tersubstitusi ke heteroaril

R : gugus alkil

a. gugus aril yang bersifat lipofil kemungkinan membentuk ikatan hidrofob dengan reseptor H1. monosubstitusi gugus yang mempunyai efek induktif, seperti Cl atau Br pada posisi Ar akan meningkatkan aktivitas sedangkan disubstiusi ke para, meta atau orto akan menurukan aktivitas.

b. secara umu untuk mencapai aktivitas optimal, atom N pada ujung adalah amin tersier yang pada ph fisiologi bermuatan positif sehingga dapat mengikat reseptor H1 melalui ikatan ion. N- dimetil mempunyai aktivitas yang tinggi dan perpanjangan atom C akan menurunkan aktivitas 

c. rantai alkil antara atom X dan N mempunyai aktivitas antihistamin opyimal bila jumlah atom C= 2 dan jarak antara pusat cincin aromatik  dan N alifatik 5-6 derajat. adanyan percabangan pada ranta samping dapat menurunkan aktivias. 
d. untuk ativitas antihistamin yang maksimal kedua cincin aromatik pada struktur difenhidramin tidak terletak pada bidang yang sama. analog fluoren yang kedua cincinnya koplanar aktivitasnya seperseratus kali dibanding difenhidramin.

PERMASALAHAN AYO BAHAS BERSAMA :)
1.  kenapa antihistamin dapat memberikan efek kekurangan cairan pada tubuh, misalnya mulut kering, sulit buang air kecil?
2.  kenapa penambahan gugus metil akan meningkatkan aktivitas antihistamin? 
3. apa saja yang dapat dilakukan dalam meningkatkan kerja senyawa yang besifat antihistamin ? 
 

Daftar Putaka 
Arvin, B,K. 1996. Ilmu Kesehatan Anak. EGC. Jakarta.
Diana, S., M.D. Chrunc dan Martin. 2011. Pharmacology of Antihitamine. WAO journal. 2(3).
Siswandono. 2016. KIMIA MEDISINAL 2 EDISI 2. Airlangga university press. surabaya.




  
 


11 komentar:

  1. Saya ingin mencoba menjawab permasalahan nomor 3,

    Yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kerja antihistamin yaitu:
    1. Dengan cara melakukan modifikasi pada struktur senyawa contoh dengan penambahan gugus metil dan memodifikasi agar jumlah atom C : 2
    2. Dengan meningkatkan bioavailabilitas dari suatu sediaan agar dapat cepat mencapai ke reseptor

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimakasih kepada tanggapan dari indah sari suwaraykab, jawabannya sangat membantu, sepertinya ada beberapa hal lagi yang kurang dalam meningkatkan kerja dari antihistamin yaitu pada saat memformulasikan suatu sediaan obat antihistamin perlulah diperhatikan sifat dari senyawa tersebut agar dapat diformulasikan dengan bahan tambahan yang cocok. misalnya suatu senyawa antihistamin tidak tahan pada pH lambung maka dibentuk sediaan dalam bentuk gel atau salep sehingga senyawa tersebut tidak dapat melewati lambung.

      Hapus
  2. Saya mencoba menjawab permasalahan no 1
    Kenapa antihistamin dapat menyebabkan mulut kering itu disebabkan oleh adanya kerja antikolinergik sehingga produksi cairan tubuh akan berkurang karena terhambat.. sehingga akan menyebabkan tubuh merasa kurang cairan dan sulit untuk buang air kecil

    BalasHapus
  3. hallo kak yuni astika terimakasih atas tanggapannya, jawaban kakak teapt sekali dimana dengan adanya antikolinergik akan menghambat aktivitas dari sistem saraf parasimpatik, dimana saraf parasimpatik ini berfungsi untuk mengatur aktivitas dari jaringan tubuh dan organ tubuh yang tidak kita sadari atau biasa kita sering sebut dengan organ yang bekerja tanpa menurut kehendak kita, termasuk pada ginjal dan sistem air liur, apabila aktivitas terhambat maka akan sulit untuk melakukan ekskresi dan pengeluaran air liur

    BalasHapus
  4. Saya akan menjawab pertanyaan no 2 kenapa penambahan metil dapat meningkatkan aktivitas antihistamin, sesuai dengan pernyataan di atas pada poin C rantai alkil antara x dan memiliki antihistamin optimal bila jumlah atom c 2 dan jarak pusat cincin aromatik dan N alifatik adalah 5-6 derajat, nah untuk itu adanya gugus alkil seperti metil dapat meningkatkan aktivitas antihistamin jika jumlah atom C adalah 2, untuk itu kenapa metil bisa meningkatkan aktivitas antihistamin karena gugus metil memiliki jumalah atom C 2, maaf bila jawab saya kurang pas

    BalasHapus
    Balasan
    1. hallo kak terimakasih untuk tanggapannya saya akan mencoba memberikan sedikit tambahan, dimana apabila gugus penambahan gugus metil akan menambah sifat kelipofilan dari suatu senyaw sehingga obat tersebut dapat menembus membran pada tubuh, dimana seperti yang kita tau membran tubuh banyaj dilapisi oleh lemak. maka dengan bertambahnya sifat kelipofilan suatau senyawa akan meningkatkan aktivitas suatu senyawa.

      Hapus
  5. Apabila kinerja antihistamin adalah melakukan pemblokiran zat histamin dan disisi laim histamin berguna untuk melawan bakteri atau virus yang masuk, dalam hal ini apakah tubuh tidak terganggu dengan adanya antihistamin? Jelas kan alasannya

    BalasHapus
    Balasan
    1. hallo adjie pamungkas,terimakasih atas pertanyaannya saya akan bantu untuk menjawab, seperti yang kita ketahui pada dasarnya histamin berfungsi melawan virus atau bakteri yang masuk ke tubuh. ketika histamine melakukan perlawanan, tubuh akan mengalami peradangan nah peradangan ini merupakan salah satu respon antibodi tubuh kita dalam melakukan perlawanan. namun disis lain ketika tubuh mengalami peradangan kerja dari histamin menjadi tidak teratur dan berlebihan akibatnya histamin tidak dapat lagi membedakan zat asing yang masuk dan alergi semakin meningkat. kerja dari antihistamin hanya untuk menurunkan pelepasan histamin yang terjadi secara berlebihan namun tidak menghilangkan maupun memblok secara permanen pelepasan histamin tersebut.

      Hapus
  6. Assalamualaikum chindy kk ingin bertanya contoh obat Dari antikonvulsan apa ya terima kasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. hallo kak roly waallaikummussalam, baik kak saya mencoba untuk menjawab, pertanyaan dari kakak, contoh obat dari antikonvulsan yaitu diazepam, golongan barbiturat, penghambat carbonic anhydrase contohnya topiramate, benzodiazepin

      Hapus
  7. haii kak.. saya akan mencoba menjawab pertanyaan nomor 2. menurut saya, penambahan gugus metil dapat meningkatkan aktivitas dari antihistamin hal ini dikarenakan dengan penambahan gugus metil akan menambah sifat kelipofilan dari antihistamin itu sendiri.

    BalasHapus

Analgetika